Selasa, 05 Juni 2012

Diskusi Publik "Anatomi Jaringan Islam Liberal"


Intelektual Muda Fisipol (IMF) UGM dan Korps Mahasiswa Politik dan Pemerintahan (Komap) UGM mempersembahkan:
Terbukanya kesempatan politik dalam konteks demokratisasi telah membawa dinamika mendasar dalam relasi sosial politik di Indonesia. Struktur kesempatan politik yang terbuka lebar memberikan peluang bagi muncul dan berkembangnya organisasi berbasis keagamaan yang tidak hanya menawarkan alternatif ideologis melainkan juga harus dilihat sebagai terbukanya konflik dan gesekan-gesekan baik pada tataran ideologis maupun dalam ranah praktis. Upaya merekonstruksi dan memetakan pengembangan jaringan organisasi berbasis ideologi keagamaan yang ada menjadi kesulitan tersendiri manakala kita belum mampu memahami anatomi organisasional dan muatan ideologis yang dianutnya.
            Dalam konteks itu, organisasi Jaringan Islam Liberal (JIL) yang belakangan menjadi kontroversi di level akar rumput (grassroot) harus diletakkan dalam kerangka pemahaman yang kritis sekaligus refleksif. Pemahaman yang kritis terhadap gerakan ini memungkinkan kita mampu mendudukkannya secara ideologis dengan acuan perspektif yang kita anut. Sejauh mana perspektif kita mampu menjangkau pemahaman kritis ini akan membawa implikasi pada bagaimana kita memperlakukan dan memandang JIL dalam konteks sesat tidaknya organisasi ini. Pemahaman refleksif dalam konteks anatomi JIL memungkinkan kita mampu membaca tantangan yang ada sekaligus membentengi diri di tengah derasnya arus sekularisasi dan liberalisasi agama. Refleksi kritis atas sejauh mana kita mampu membendung ekses teologis inilah yang semestinya diketengahkan lebih lanjut.